Senin, 25 November 2013

Tugas Softskill IV "Tulisan Bebas Mengenai Prilaku Konsumen"

Perbedaan prilaku konsumen Pria dengan Wanita dalam Berbelanja


      Sebelum saya membahas tentang judul di atas sebelumnya saya akan membahas sedikit mengenai prilaku konsumen, apa itu perilaku konsumen?? 

      Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

       Setelah kita tahu apaitu prilaku konsumen selanjutnya saya akan membahas mengenai prilaku konsumen Pria dan Wanita dalam membeli barang. Apakah anda pernah pergi berbelanja dengan seorang wanita? Kaum pria yang pernah pergi menemani berbelanja dengan wanita pasti pernah merasa mengeluh, jenuh atau membosankan karena lama, bertele-tele, lihat sana lihat sini, coba sana coba sini, dan lain sebagainya. 

       Sebetulnya ada perbedaan antara pria dan wanita yang menarik untuk diperhatikan. Contohnya, ketika membeli suatu produk di sebuah toko, biasanya spesies pria langsung menuju ke area produk yang ingin dibelinya. Sedangkan wanita lebih suka berjalan-jalan dulu, lihat sana lihat sini sebelum menuju ke area produk yang ingin dibelinya. Sehingga tidak jarang jumlah barang yang dibeli jenisnya lebih banyak daripada yang direncanakan sebelumnya. Hal itu disebabkan kaum wanita lebih sering melakukan impulsive buying dibandingkan pria, karena wanita menghabiskan lebih banyak waktu untuk melihat-lihat produk-produk lain. Bahkan adakalanya produk-produk yang sebelumnya tidak ada dibenaknya untuk dibeli, namun karena terpikat, akhirnya dibeli juga oleh para wanita. Sementara dari jenis produk yang dibeli, kaum pria cenderung untuk membeli barang-barang yang dapat membantunya dalam kegiatan sehari-hari (instrumental items) dan produk-produk pengisi waktu luang (leisure items) yang memproyeksikan kebebasan dan aktivitas yang dilakukannya. Sementara wanita cenderung membeli barang-barang simbolis dan mampu mengekspresikan dirinya, yang berkaitan dengan aspek penampilan dan emosional.

       Meskipun Pria dan wanita merupakan sama-sama manusia tetapi pola hidupnya “lain” begitu juga dalam orientasinya sehari-hari. Species pria sering diidentikkan lebih senang berburu, sedangkan wanita lebih suka berkumpul. Kalau pria cenderung memiliki sifat melindungi, maka wanita memiliki sifat untuk merawat dan mendidik terutama anak-anaknya. Hal tersebut dikarenakan tubuh dan otak mereka memang berbeda tetapi diantara keduanya saling melengkapai satu sama lain. Selain itu, karena pria dan wanita mengolah informasi secara berbeda. Mereka berpikir secara berbeda pula. Mereka mempercayai hal-hal yang berbeda. Mereka juga memiliki persepsi, prioritas dan perilaku yang berbeda pula. Kalau wanita memiliki pandangan yang "dekat dan melingkar" (peripheral vision) sedangkan pria memiliki pandangan yang lebih "fokus dan jauh" (tunnel vision). Kaum pria lebih sering bertindak dulu baru berpikir tetapi kaum wanita berpikir dulu sebelum bertindak. Pria sebagai seorang "pemburu" membutuhkan fokus, pandangan yang jauh, dan mampu bertindak sebagai navigator . Sedangkan wanita merasa nyaman berada di dalam atau di sekitar tempat tinggalnya, membangun hubungan dengan orang dewasa lain dan anak-anaknya. Sehingga wanita juga dikenal memiliki indra keenam (sixth sense) karena perasaannya itu, sehingga lebih dapat merasakan apabila seseorang berbohong kepadanya. Di lain pihak, pria tidak memiliki lie-detector semacam itu. Sehingga spesies pria juga sering melupakan hal-hal yang detil.


       Dari perbedaan-perbedaan tersebut, pola dan orientasi belanja wanita dikenal lebih teliti dibanding pria, mulai dari performance barang yang akan dibeli, harganya sampai model yang dipilih, wanita terkenal akan ketelitiannya. Sehingga pendekatan pasar terhadap konsumen wanita juga harus memperhatikan unsur-unsur pembedaan tersebut agar strategi marketing dalam menggaet potensi pasar wanita bisa tercapai.

       Dalam strategi marketing sederhana, ada 4 jenis segmentasi dalam pasar untuk bisa menggaet konsumen agar mau membeli barang dan jasa. Pertama, geografis yaitu konsumen itu tinggal diwilayah mana, desa, kota, kota besar, kota kecil, pinggiran kota, dan lain-lain bahkan perubahan iklim turut menjadi pertimbangan dalam strategi marketing. Kedua, demografi seperti umur berapa, jumlah keluarga, siklus keluarga, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, suku, generasi sampai kelas sosialnya juga ikut dipertimbangkan. Ketiga, Psikolografis yaitu gaya hidup dan kepribadian konsumen. Keempat, Perilaku yaitu Saat penggunaan, manfaat, status, penggunaan, tingkat penggunaan, loyalitas, tingkat kesadaran dan sikap terhadap produk.



        Dimanakah segmen konsumen wanita berdasarkan 4 kreteria diatas? Wanita berada disemua segmen tersebut, baik secara geografi, demografi, psikolografis sampan perilaku mereka ada. Namun yang terpenting adalah bagaimana strategi menggaet mereka?
Selain strategi marketing berdasarkan segmen geografi dan demografi, strategi marketing berdasarkan psikolografis dan perilaku merupakan jenis strategi yang selalu mendapat perhatian dalam menggaet konsumen wanita karena banyak bukti kalau perusahaan yang mampu menguasai strategi ini, omset penjualan mereka rata-rata meningkat secara signifikan.

       Gaya hidup dan kepribadian merupakan suatu hal yang jarang sekali ditinggalkan oleh wanita. Dua hal tersebut adalah kebutuhan yang tidak mereka tinggalkan sehari-hari karena gaya hidup maupun kepribadian mencerminkan penampilan setiap wanita yang selalu dijaga, apalagi kalau hal itu sudah menjadi suatu trend tersendiri. Setiap wanita yang memiliki mindset tersebut tentunya akan memiliki perilaku tersendiri terhadap pola belanjanya terhadap suatu barang dan jasa, baik saat penggunaan barang tersebut, manfaat, status, tingkat penggunaan, loyalitas, tingkat kesadaran dan sikap terhadap produk atau jasa tersebut.

Dari uraian diatas, dapat ditarik perbedaan pola konsumsi antara pria dan wanita. Juga terdapat sifat yang berbeda antara pria dan wanita dalam perilaku membeli. Perbedaan tersebut adalah:





       Selain beberapa alasan tersebut, market produk-produk wanita masih menjanjikan untuk dimasuki oleh produsen karena pertama, meningkatnya populasi wanita pekerja dan meningkatnya jumlah keluarga yang mempunyai pendapatan tambahan (double income family). Kedua, piramida kependudukan yang makin cembung, dimana jumlah penduduk wanita lebih besar daripada laki-laki. Berdasarkan sensus penduduk 2000, penduduk pria propinsi di Jawa Timur sebanyak 16.910.233 jiwa dan wanita 17.546.664 jiwa. Sedang tingkat nasional, dari total penduduk Indonesia sebesar 203.438.199, penduduk prianya sebanyak 101.637.886 dan wanita 101.800.313 jiwa. Sementara untuk di tingkat perkotaan, penduduk pria Surabaya sebanyak 1.277.697 jiwa sedang wanita 1.307.811 jiwa. Penduduk pria di Malang 1.546.455 jiwa dan wanitanya sebanyak 1.584.494 jiwa. Begitu juga dengan kota-kota lain rata-rata penduduk wanita lebih besar daripada pria. Keempat, pertumbuhan kota satelit di sekeliling kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan kota-kota lainnya. Kelima, perkembangan teknologi komunikasi dan komputer.yang semakin maju. Keenam, otonomi daerah dan pertumbuhan pendapatan perkapita. Dengan melihat potensi dan peluang pasar wanita yang begitu luas mengapa kita tidak mencoba terjun di bisnis produk-produk wanita?

SUMBER:
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://wolipop.detik.com/read/2011/10/17/112336/1745538/1141/ini-dia-perbedaan-perilaku-belanja-wanita-pria

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar