Senin, 25 November 2013

Tugas Softskill IV "Tulisan Bebas Mengenai Prilaku Konsumen"

Perbedaan prilaku konsumen Pria dengan Wanita dalam Berbelanja


      Sebelum saya membahas tentang judul di atas sebelumnya saya akan membahas sedikit mengenai prilaku konsumen, apa itu perilaku konsumen?? 

      Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

       Setelah kita tahu apaitu prilaku konsumen selanjutnya saya akan membahas mengenai prilaku konsumen Pria dan Wanita dalam membeli barang. Apakah anda pernah pergi berbelanja dengan seorang wanita? Kaum pria yang pernah pergi menemani berbelanja dengan wanita pasti pernah merasa mengeluh, jenuh atau membosankan karena lama, bertele-tele, lihat sana lihat sini, coba sana coba sini, dan lain sebagainya. 

       Sebetulnya ada perbedaan antara pria dan wanita yang menarik untuk diperhatikan. Contohnya, ketika membeli suatu produk di sebuah toko, biasanya spesies pria langsung menuju ke area produk yang ingin dibelinya. Sedangkan wanita lebih suka berjalan-jalan dulu, lihat sana lihat sini sebelum menuju ke area produk yang ingin dibelinya. Sehingga tidak jarang jumlah barang yang dibeli jenisnya lebih banyak daripada yang direncanakan sebelumnya. Hal itu disebabkan kaum wanita lebih sering melakukan impulsive buying dibandingkan pria, karena wanita menghabiskan lebih banyak waktu untuk melihat-lihat produk-produk lain. Bahkan adakalanya produk-produk yang sebelumnya tidak ada dibenaknya untuk dibeli, namun karena terpikat, akhirnya dibeli juga oleh para wanita. Sementara dari jenis produk yang dibeli, kaum pria cenderung untuk membeli barang-barang yang dapat membantunya dalam kegiatan sehari-hari (instrumental items) dan produk-produk pengisi waktu luang (leisure items) yang memproyeksikan kebebasan dan aktivitas yang dilakukannya. Sementara wanita cenderung membeli barang-barang simbolis dan mampu mengekspresikan dirinya, yang berkaitan dengan aspek penampilan dan emosional.

       Meskipun Pria dan wanita merupakan sama-sama manusia tetapi pola hidupnya “lain” begitu juga dalam orientasinya sehari-hari. Species pria sering diidentikkan lebih senang berburu, sedangkan wanita lebih suka berkumpul. Kalau pria cenderung memiliki sifat melindungi, maka wanita memiliki sifat untuk merawat dan mendidik terutama anak-anaknya. Hal tersebut dikarenakan tubuh dan otak mereka memang berbeda tetapi diantara keduanya saling melengkapai satu sama lain. Selain itu, karena pria dan wanita mengolah informasi secara berbeda. Mereka berpikir secara berbeda pula. Mereka mempercayai hal-hal yang berbeda. Mereka juga memiliki persepsi, prioritas dan perilaku yang berbeda pula. Kalau wanita memiliki pandangan yang "dekat dan melingkar" (peripheral vision) sedangkan pria memiliki pandangan yang lebih "fokus dan jauh" (tunnel vision). Kaum pria lebih sering bertindak dulu baru berpikir tetapi kaum wanita berpikir dulu sebelum bertindak. Pria sebagai seorang "pemburu" membutuhkan fokus, pandangan yang jauh, dan mampu bertindak sebagai navigator . Sedangkan wanita merasa nyaman berada di dalam atau di sekitar tempat tinggalnya, membangun hubungan dengan orang dewasa lain dan anak-anaknya. Sehingga wanita juga dikenal memiliki indra keenam (sixth sense) karena perasaannya itu, sehingga lebih dapat merasakan apabila seseorang berbohong kepadanya. Di lain pihak, pria tidak memiliki lie-detector semacam itu. Sehingga spesies pria juga sering melupakan hal-hal yang detil.


       Dari perbedaan-perbedaan tersebut, pola dan orientasi belanja wanita dikenal lebih teliti dibanding pria, mulai dari performance barang yang akan dibeli, harganya sampai model yang dipilih, wanita terkenal akan ketelitiannya. Sehingga pendekatan pasar terhadap konsumen wanita juga harus memperhatikan unsur-unsur pembedaan tersebut agar strategi marketing dalam menggaet potensi pasar wanita bisa tercapai.

       Dalam strategi marketing sederhana, ada 4 jenis segmentasi dalam pasar untuk bisa menggaet konsumen agar mau membeli barang dan jasa. Pertama, geografis yaitu konsumen itu tinggal diwilayah mana, desa, kota, kota besar, kota kecil, pinggiran kota, dan lain-lain bahkan perubahan iklim turut menjadi pertimbangan dalam strategi marketing. Kedua, demografi seperti umur berapa, jumlah keluarga, siklus keluarga, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, suku, generasi sampai kelas sosialnya juga ikut dipertimbangkan. Ketiga, Psikolografis yaitu gaya hidup dan kepribadian konsumen. Keempat, Perilaku yaitu Saat penggunaan, manfaat, status, penggunaan, tingkat penggunaan, loyalitas, tingkat kesadaran dan sikap terhadap produk.



        Dimanakah segmen konsumen wanita berdasarkan 4 kreteria diatas? Wanita berada disemua segmen tersebut, baik secara geografi, demografi, psikolografis sampan perilaku mereka ada. Namun yang terpenting adalah bagaimana strategi menggaet mereka?
Selain strategi marketing berdasarkan segmen geografi dan demografi, strategi marketing berdasarkan psikolografis dan perilaku merupakan jenis strategi yang selalu mendapat perhatian dalam menggaet konsumen wanita karena banyak bukti kalau perusahaan yang mampu menguasai strategi ini, omset penjualan mereka rata-rata meningkat secara signifikan.

       Gaya hidup dan kepribadian merupakan suatu hal yang jarang sekali ditinggalkan oleh wanita. Dua hal tersebut adalah kebutuhan yang tidak mereka tinggalkan sehari-hari karena gaya hidup maupun kepribadian mencerminkan penampilan setiap wanita yang selalu dijaga, apalagi kalau hal itu sudah menjadi suatu trend tersendiri. Setiap wanita yang memiliki mindset tersebut tentunya akan memiliki perilaku tersendiri terhadap pola belanjanya terhadap suatu barang dan jasa, baik saat penggunaan barang tersebut, manfaat, status, tingkat penggunaan, loyalitas, tingkat kesadaran dan sikap terhadap produk atau jasa tersebut.

Dari uraian diatas, dapat ditarik perbedaan pola konsumsi antara pria dan wanita. Juga terdapat sifat yang berbeda antara pria dan wanita dalam perilaku membeli. Perbedaan tersebut adalah:





       Selain beberapa alasan tersebut, market produk-produk wanita masih menjanjikan untuk dimasuki oleh produsen karena pertama, meningkatnya populasi wanita pekerja dan meningkatnya jumlah keluarga yang mempunyai pendapatan tambahan (double income family). Kedua, piramida kependudukan yang makin cembung, dimana jumlah penduduk wanita lebih besar daripada laki-laki. Berdasarkan sensus penduduk 2000, penduduk pria propinsi di Jawa Timur sebanyak 16.910.233 jiwa dan wanita 17.546.664 jiwa. Sedang tingkat nasional, dari total penduduk Indonesia sebesar 203.438.199, penduduk prianya sebanyak 101.637.886 dan wanita 101.800.313 jiwa. Sementara untuk di tingkat perkotaan, penduduk pria Surabaya sebanyak 1.277.697 jiwa sedang wanita 1.307.811 jiwa. Penduduk pria di Malang 1.546.455 jiwa dan wanitanya sebanyak 1.584.494 jiwa. Begitu juga dengan kota-kota lain rata-rata penduduk wanita lebih besar daripada pria. Keempat, pertumbuhan kota satelit di sekeliling kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan kota-kota lainnya. Kelima, perkembangan teknologi komunikasi dan komputer.yang semakin maju. Keenam, otonomi daerah dan pertumbuhan pendapatan perkapita. Dengan melihat potensi dan peluang pasar wanita yang begitu luas mengapa kita tidak mencoba terjun di bisnis produk-produk wanita?

SUMBER:
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://wolipop.detik.com/read/2011/10/17/112336/1745538/1141/ini-dia-perbedaan-perilaku-belanja-wanita-pria

 

Sabtu, 23 November 2013

TUGAS B.INDONESIA VIII

Pengembangan Paragraf

Mengarang adalah mengembangkan beberapa kalimat topik. Dalam karangan itu kita harus mengembangkan paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus dapat menempatkan kalimat topik. Satu paragraf hanya mengandung satu kalimat topik. Contoh di bawah ini menunjukkan perbedaan paragraf yang tidak hemat akan kalimat topik. Paragraf yang tidak hemat ini mengandung tiga buah kalimat topik.
Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal memperoleh seruling buatan Morgan. Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang telah memesan seruling buatannya. Memang dewasa ini Morgan tergolong pembuat instrumen tiup kelas dunia.
Perhatikan paragraf berikut yang merupakan pengembangan kalimat-kalimat topik di atas.
Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal memperoleh seruling buatan Morgan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh beberapa penggemar seruling Eropa. Hal ini terjadi setelah Morgan mengemukakan bahwa pemesanan serulingnya ditutup.
Pada pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang telah memesan seruling buatannya. Jika dibuat terus menerus, Morgan harus bekerja selama empat belas tahun guna memenuhi pesanan tersebut. Seruling buatan Morgan sangat berperan pada musik di dunia Eropa sejak tahun 1950.
Dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup kelas dunia. Beberapa ahli lainnya adalah Hans Caolsma (Utreacth), Mortin Skovroneck (Bremen), Frederick van Huene (Amerika Serikat), Klaus Scheel (Jerman), serta Sighoru Yamaoka dan Kuito Kinoshito (Jepang). (Dikutip dari Arifin 1988:138).
Kalau kita amati, ternyata paragraf-paragraf yang terakhir lebih “berbicara” daripada paragraf sebelumnya yang mengandung tiga buah kalimat topik. Paragraf terakhir hemat akan kalimat topik, tetapi kreatif akan kalimat-kalimat penjelas.

Teknik Pengembangan Paragraf
Secara garis besar teknik pengembangan paragraf ada dua macam. Teknik pertama, menggunakan “ilustrasi“. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Teknik kedua, dengan “analisis”, yaitu apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logika sehingga penyataan tadi merupakan suatu yang meyakinkan.
Dalam praktek pengembangan paragraf, kedua teknik di atas dapat dirinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, di antaranya dengan (a) memaparkan hal-hal yang khusus (umum-khusus/khusus-umum), (b) memberikan contoh, (b) menampilkan fakta-fakta, (c) memberikan alasan-alasan, dan (d) dengan bercerita, definisi luas, atau campuran. Ketiga cara tersebut dapat dilihat pada contoh-contoh berikut:

1.Paragraf Perbandingan 
Gempa yang terjadi senin (28/3) malam dengan kekuatan 8,7 skala Richter ini menghancurkan sekitar 80% wilayah tersebut. Sedikitnya 500 rumah pun runtuh dan di perkirakan penghuninya ikut tertimbun runtuhan itu. korban pun belum diketahui secara pasti jumlahya, untuk itu , pemerintah akan mengeluarkan dana bantuan untuk mengangani bencana tersebut. Prioritas kebutuhan adalah untuk makanan, kesehatan,perumahan darurat, dan lainnya.Dalam hal ini ,pemerintah tidak mengenal anggaran awal , tapi menggunakan anggaran akhir, yaitu anggaran yang tidak di tetapkan sebelumnya melaikan anghgaran yang di hitung setelah upaya penanganan bencanan.
2. Paragraf Analogi
 Mata adalah organ yang sangat penting bagi mahluk hidup  jika seorang manusia tidak bisa melihat pasti  sangat sulit untuk berjalan dan menjalani hidup Orang yang  memiliki ilmu yang tinggi namun tidak memiliki agama yang baik  maka ilmunya itu akan berjalan tak tentu arah.
3.Paragraf Contoh
Proses pengurusan surat-surat yang paling mudah ialah dengan cara “Menembak” atau ”Lewat belakang” (Tidak melalui prosedur yang berlaku). Contohnya waktu membayar pajak mobil, saya tidak mengurus sendiri, tetapi menyuruh calo yang biasa mangkal disana. Beresnya cepat sekali. Contoh lain waktu adik saya akan membuat SIM. Dia hanya memberikan uang da salinan KTP kepada calo lalu dia dipanggil untuk dipotret. Beberapa menit kemudian, SIM pun selesai. Selain itu waktu membuat akta kelahiran anak, saya hanya memerlukan waktu menunggu satu jam dengan cara memberi uang pelicin alakadarnya. Sementara itu, orang lain harus menunggu akta kelahiran anaknya beberapa jam setelah menyerahkan formulir karena tidak memberi uang pelicin.
4. Paragraf Kausal
Pemerintah pada saat ini tidak lagi menggalakan program KB (keluarga berencana) kepada masyrakat sehingga , Pertumbuhan pendunduk di Indonesia terus meningkat yang dalam satu hari saja lahir bayi sebanyak 1000 jiwa, karena pertumbuhan penduduk tidak bisa di stop tetapi hanya bisa diperlambat.
5. Paragraf Umum-Khusus
Kepedulian kepada sesama harus ditumbuhkan kembali dalam kehidupan bermasyarakat. Hal itu diwujudkan melalui adanya perasaan senasib sepenanggungan dengan sesama. Jika ada tetangga atau kerabat mengalami kesulitan, maka segeralah ulurkan bantuan. Kesulitan akan terasa mudah jika ada kebersamaan antara kita. Berikan bantuan tanpa harus diminta. Jangan biarkan ada penderitaan sementara kita nyenyak dengan kebahagiaan.
6.Paragraf Khusus-Umum
Memiliki server sendiri memiliki banyak keuntungan. Salah satunya kita dapat memanfaatkannya secara maksimal. Meskipun demikian biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar. Biaya untuk hardware saja sudah di atas Rp 10 juta, belum lagi biaya perbulan. Selain itu kita juga membutuhkan tenaga professional untuk menjadi operatornya.
7.Paragraf Kasifikasi
Berdasarkan tingkat pendidikannya, tenaga kerja yang tersedia di pasar Indonesia dapat dibagi tiga kelompok. Ketiga kelompok tersebut adalah mereka yang berpendidikan dasar (SD dan SMP), yang berpendidikan menengah, dan yang berpendidikan tinggi. Kelompok yang berpendidikan rendah lebih banyak daripada kelompok yang berpendidikan menengah atau tinggi.
8.Paragraf Definisi
Kata Enzim berasal dari bahasa Yunani enzymas yang berarti menyebabkan perubahan. Enzim inilah yang merupakan unsur pembuat apel, pisang, atau buah lainnya menjadi matang dan sampai akhirnya membusuk. Enzim terdapat pada semua organisme hidup, termasuk juga berada pada tubuh kita. Setiap reaksi kimia dan biologi yang terjadi dalam tubuh kita selalu membutuhkan enzim sebagai katalisator, yaitu zat yang memungkinkan terjadinya reaksi tetapi tidak ikut bereaksi. Enzim terdiri dari 3 golongan, yaitu enzim metabolik, enzim pencernaan, dan enzim pangan."
9.Paragraf Proses
Hingga saat ini, bantuan untuk para korban letusan gunung merapi belum merata. Hal ini bisa disaksikan di beberapa wilayah sleman. Misalnya, di Desa P. Sampai saat ini, warga Desa P hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan di balik reruntuhan bangunan. Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah belum merata
10.Paragraf Sudut Pandang
Aku melempar tasku kearah kasur. hari ini aku benar-benar kesal dengan semua teman sekelasku. Enak saja mereka menertawakan sepatuku yang udah buntut ini. pokoknya aku tadi dibikin malu sama temen-temen. ini salah mama! seharusnya kemarin dia membelikanku sepatu baru. andai saja kemarin dia mengabulkan permintaanku, tentu tidak akan ada kejadian seperti ini. 
11.Paragraf Klimaks
Dalam pengembangan komoditas kopi terlihat berbagai instansi yang menangani kegiatan produksi pengolahan, dan pemasaran. Pelbagai kegiatan pembinaan dalam pengembangan komoditi kopi harus didasarkan pada suatu kebijaksanaan komoditas yang konsisten dan terpadu. Kebijaksanaan produksi, pengolahan lahan, dan pemasaran-pemasaran itu harus secara konsisten dan terpadu membina peranan komoditas kopi dalam pembangunan nasional.Demikian pula untuk komoditas pertanian yang lain. Inilah yang disebut kebijaksanaan komoditas terpadu secara vertikal.
12.Paragraf Anti Klimaks
Studi mengenai pembangunan di pedesaan Indonesia dari dimensi administrasi pembangunan pada hakekatnya memerlukan studi mengenai tiga perspektif. Pertama, kita memusatkan perhatian pada keadaan sumber-sumber yang utama di sekeliling mana penduduk pedesaan harus mengorganisasi eksistensinya, khususnya ciri - ciri yang terkait dengan masalah-masalah yang berskala nasional. Kedua, sebaiknya kita mengenal faktor-faktor sosial dan ekonomi yang menstrukturkan sifat interaksi diantara penduduk pedesaan, baik selaku pribadi maupun selaku anggota dari kesatuan sosial yang berbeda. Ketiga, kita memberi perhatian kepada pemerintah ( birokrasi ) baik sebagai pencerminan dari perspektif yang pertama maupun selaku pelopor perubahan.



 

Sabtu, 09 November 2013

TUGAS B.INDONESIA VI


KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga pembaca atau pendengar dapat menerima maksud/arti serta tujuannya seperti yang dimaksud penulis /pembicara.
Kalimat efektif memiliki beberapa ciri antara lain kesepadanan dan keparalelan. Ciri lainnya akan dibicarakan pada pembelajaran berikutnya.

A. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini.
  1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan
subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai,
tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

2.                   Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut.
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.

3.                   Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut.
a. Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki. AtauKakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.

4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut.
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

B. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut.
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasanganpenerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

C. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
  1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2.                   Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
3.                   Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4.                   Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5.                   Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

D. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
a.                   Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b.                   Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
a.                   Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b.                   Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

2. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat  
   pada hiponimi kata.
   Kata merah sudah mencakupi kata warna.
   Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
   Perhatikan:
a.                   Ia memakai baju warna merah.
b.                   Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kalimat itu dapat diubah menjadi
a.                   Ia memakai baju merah.
b.                   Di mana engkau menangkap pipit itu?

3. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman
dalam satu kalimat.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
a. Dia hanya membawa badannya saja.
b. Sejak dari pagi dia bermenung.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
a. Dia hanya membawa badannya.
b. Sejak pagi dia bermenung.

4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Misalnya:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
para tamu-tamu para tamu
beberapa orang-orang beberapa orang

E. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
2. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para
menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan danmenceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

F. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
  1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
yang tidak simetris. Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
2.                   Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara
tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
a. Surat itu saya sudah baca.
b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
3.                   Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripad atau
tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah
adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

G. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini.
1. Waktu dan tempat kami persilakan.
2. Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
3. Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.
4. Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.
5. Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah
tersebut.
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut.
1. Bapak Menteri kami persilakan.
2. Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
3. Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.
4. Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.
5. Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di daerah tersebu

  KESIMPULAN
  Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
 Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
  Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.
  
    SUMBER: