Sabtu, 02 November 2013


Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.

1. Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan satu predikat, serta satu keterangan (jika perlu)

2. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi didalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
1.Kalimat Majemuk Setara
2.Kalimat Majemuk Rapatan
3.Kalimat Majemuk Bertingkat
4.Kalimat Majemuk Campuran

Rental Band Masih Jadi Surga Remaja
http://www.koran-sindo.com/publics/imagecache/detail/11/images/news/03%20November%202013/PLMBNG%202.jpg
Grup Band Daphne latihan di Alexandria Studio, untuk persiapan mengikuti festival musik tingkat nasional.
Studio musik atau yang akrab disebut rental band, sampai kini tetap menjadi primadona remaja yang ingin menghabiskan waktu dengan bermain musik. 

Hal ini tentu tidak berlebihan, karena hampir semua remaja sangat menggemari musik, sampai menjadikan musik sebagai nafas hidup. Tak jarang, sejumlah remaja yang awam bermusik pun coba-coba bermusik dan bergaya di studio band, layaknya band-band yang sudah terkenal. Nah, keberadaan jasa rental band inilah yang secara sangat sadar, memberi ruang bagi remaja untuk menyalurkan bakat bermusiknya itu.
 

Makanya tak heran, sejumlah musisi terkenal banyak lahir dari sebuah ruang rental band. Saat ini, geliat usaha rental band di Palembang marak dijumpai, dan antusiasme remaja untuk mem-boking rental band juga terbilang sangat besar. Rata-rata, remaja yang main di rental band ini masih temanteman satu sekolah, kampus, atau teman nongkrong di kampung.

Kreativitas dan hobi remaja yang tidak akan surut dalam hal bermusik, membuat para pengusaha rental band tetap memilih jenis usaha ini. Apalagi, tidak banyak orang tua-meskipun kaya, mau membuatkan studio musik untuk anak-anaknya. Sekolah tetap menjadi hal utama bagi orang tua, ketimbang harus membelikan alat band dan menjadikan anaknya seorang musisi.
 

Julian, owner Studio 61, salah satu rental band ternama di Palembang mengatakan, banyaknya remaja yang menyukai musik merupakan peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Makanya, dia pun rela merogoh kocek hingga ratusan juta untuk membangun sebuah studio musik, yang terletak di Jalan Kancil Putih I, No 61, RT 3/10, Kelurahan IB I, Palembang.
 

“Di tahun 2005, hampir semua remaja di Palembang ingin memiliki label anak band. Jadi, antusias remaja untuk ngeband memang sangat tinggi,” ujarnya saat dibincangi KORAN SINDO PALEMBANGdi studio 61, kemarin. Julian menuturkan, sampai kapan pun remaja tetap menilai studio musik merupakan surganya kaum remaja.
 

Terbukti, remaja yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) hingga perguruan tinggi selalu terlihat di studionya. Untuk modal awal yang dikeluarkan mendirikan studio musik relatif cukup tinggi. Total semuanya hampir 150 juta hingga 200 juta, modal yang keluar untuk mendirikan satu studio musik. Untuk membeli seperangkat alat band, seperti gitar, bass, drum, dan keybord, mencapai Rp30 juta.
 

Belum lagi sound music Rp20 juta, pendingin ruangan (AC) Rp2 juta, dan peredam suara serta renovasi ruangan Rp30 juta. “Ongkos pengeluaran ini bisa kurang dan bertambah, tergantung merek alat band yang dibeli. Tetapi, semua modal tersebut sudah kembali, lebih kurang selama 3 tahun,” ucap Julian yang mengaku, studio yang didirikannya sudah sejak 2006.
 

Menurut Julian, animo pengunjung studio musik sebenarnya juga tergantung dengan perkembangan jenis musik di Tanah Air. Seperti pada 2011 dan 2012, penurunan pengunjung di studio musik pernah terjadi, akibat maraknya boyband dan girlband.
 

“Walaupun begitu, masih tetap ada yang datang. Satu hari bisa mencapai lima pengunjung yang boking studio. Tetapi, sekarang sudah mulai stabil lagi, bisa mencapai 10 pengunjung. Apalagi, setelah Ariel membentuk band Noah, perkembangan boyband cukup tergeser. Dan banyak kelompok band kembali bermunculan,” ungkapnya.
 

Sementara itu, pemilik Studio Musik Klinik 9 Ayus menuturkan, rental band sampai kapan pun tetap akan digandrungi remaja. “Selain bisa menyalurkan bakat bermusik, emosi remaja yang terkadang meluap-luap bisa tersalurkan di sebuah studio band. Siapa yang tidak mau bermain musik, semua remaja pasti suka musik,” ujarnya.
 

Andika, pemilik Alexandria Studio juga mengakui, saat ini, perlahan terjadi penurunan yang cukup dinamis pada peminat rental band, karena mulai banyak masyarakat yang lebih ingin tergabung dalam boy band/girl band. “Kurangnya event musik di Palembang juga membuat peminat rental band menurun. Tapi, pengurangan peminat ini masih dalam kondisi stabil,” ujarnya.
 

Pegawai Alexandria Studio Daus mengatakan, saking tingginya minat remaja bermain musik, dulu, jika hendak merental studio, harus memesan terlebih dahulu. “Tetapi sekarang langsung datang saja, tetap dapat, karena peminat mulai sepi seiring berkembangnya boy band/girl band,” ujarnya.
 

dia, akhir pekan adalah waktu yang paling ramai merental studio. “Biaya rentalnya Rp30.000 per jam. Mulai ramainya Rabu–Minggu. Kalau Senin–Selasa tidak begitu ramai,” ucapnya. band yang sering merental di Alexandria Studio adalah Aqua Channel

m moeslim/ riska oparis
_“Semuanya kebanyakan band lokal. Untuk artis belum ada, karena artis biasanya tanpa latihan dan check sound langsung di lokasi tampil,” tuturnya.
ANALISIS:
A. KALIMAT AKTIF dan  PASIF
  1. Remaja  memboking  rental band
  2. .Ariel membentuk band Noah
  3. Remaja yang awam bermusik pun coba-coba bermusik
  4. Dia pun rela merogoh kocek hingga ratusan juta untuk membangun sebuah studio music
  5. Semua remaja sangat menggemari music
  6. Semua sudah mulai stabil lagi

B. KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT
       1. Hampir semua remaja sangat menggemari musik, sampai menjadikan musik sebagai nafas hidup.

        C. KALIMAT SUBJEK dan KETERANGAN
  1. Band yang sering merental di Alexandria Studio adalah Aqua Channel  (SUBJEK)
  2.  Antusias remaja untuk ngeband memang sangat tinggi (SUBJEK)
  3. usaha rental band di Palembang marak dijumpai (KETERANGAN)
  4. Remaja yang main di rental band (KETERANGAN)
  5. Animo pengunjung studio musik sebenarnya juga tergantung dengan perkembangan jenis musik di Tanah Air (KETERANGAN)

D.KALIMAT PENGANTAR dan PREDIKAT
  1. Hampir semua remaja di Palembang ingin memiliki label anak band
  2. Sejumlah musisi terkenal banyak lahir dari sebuah ruang rental band

E. INDUK KALIMAT dan ANAK KALIMAT
  1. hampir semua remaja di Palembang ingin memiliki label anak band (Induk kalimat)
  2. antusias remaja untuk ngeband memang sangat tinggi (anak kalimat)
R

REFERENSI:
Wikipedia
 http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat










Tidak ada komentar:

Posting Komentar